Rukun Haji dan Wajib Haji : Landasan Utama Perjalanan Ibadah Haji

Ibadah Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara finansial dan fisik sekurang-kurangnya satu kali seumur hidup. Rangkaian ritual haji ini terdiri dari amalan yang mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dalam menjalankan ibadah haji, terdapat dua konsep utama yang harus dipahami, yaitu Rukun Haji dan Wajib Haji.

 

Rukun Haji

Rukun haji berupa segala sesuatu yang berupa pondasi utama dari ibadah haji dan harus dilakukan oleh jamaah haji pada pelaksanaan ibadah haji. Setiap rukun memiliki arti dan kepentingan yang besar dalam menyelesaikan ibadah haji dengan sempurna. Berikut penjelasannya:

Terdapat 6 rukun haji yakni sebagai berikut:

1. Ihram

Berupa niat melakukan Ibadah haji dan berpakaian menggunakan kain ihram saat memasuki miqat, yang merupakan batas tempat khusus untuk memulai ibadah haji. Saat memasuki ihram, jamaah haji mengucapkan niat secara langsung untuk melaksanakan haji atau umroh

2. Wukuf di Padang Arafah

Rukun ini dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah di Padang Arafah yang merupakan salah satu puncak ibadah haji. Selama wukuf di Arafah, jamaah haji berdiri menghadap Ka’bah dengan khusyuk, berdoa, dan bertawasul kepada Allah SWT.

3. Tawaf Ifadah

Tawaf ini merupakan rukun haji yang penting dan dilakukan setelah kembali dari Arafah. Tawaf ifadah menandai dimulainya tahapan ibadah haji yang lain. Tawaf ifadah adalah ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di mana posisi Ka’bah berada di sebelah kiri. Tawaf Ifadah dilakukan sesudah melempar jumrah dan tahallul. Waktu utama melakasanakan Tawaf Ifadah ialah pada 10 Dzulhijjah, dan sebaiknya dilaksanakan sebelum hari tasyriq yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

4. Sa’i (Lari-lari Kecil)

Sa’i adalah rukun yang dilakukan dengan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ritual ini mengenang tindakan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari mencari air untuk putranya, Ismail, di padang pasir.

5. Tahallul

Merupakan mencukur rambut atau menggunting rambut paling sedikit 3 helai untuk kepentingan ihram. Setelah tahallul seseorang yang berihram dapat menggunakan pakaian biasa yang berjahit.

6. Tertib

Dalam pelaksanaan rukun-rukun haji sangat penting. Jamaah haji diharuskan untuk melaksanakan rukun-rukun tersebut secara berurutan dan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.

Baca Juga : Berapa Lama Ibadah Haji Dilaksanakan

Wajib Haji

Selain Rukun Haji, terdapat juga kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh jamaah haji, yang disebut sebagai Wajib Haji. Wajib haji merupakan amalan yang harus dipenuhi oleh jamaah haji agar ibadah haji mereka dianggap sah. 

Menurut madzhab Imam Syafi’i, terdapat 5 wajib haji yakni sebagai berikut:

1. Berihram dari Miqat 

Jamaah haji wajib memasuki ihram dari salah satu miqat yang telah ditetapkan sebelum memasuki Mekkah. Miqat adalah tempat-tempat tertentu di sekitar Mekkah yang menandai batas bagi jamaah haji untuk memulai ihram. Bagi jamaah Haji Indonesia gelombang I yang menuju Madinah terlebih dahulu daripada ke Mekkah, miqatnya di Bir Ali. Sedangkan jamaah Haji Indonesia gelombang II miqatnya di Jeddah, setelah berpakaian ihram langsung ke Mekkah untuk melakukan umroh wajib.

2. Mabit di Mina 

Bermalam di Mina selama 2 – 3 hari bagi jamaah haji untuk menginap di Mina pada hari Tasyriq yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah setelah tiba di Mekkah.

3. Mabit di Muzdalifah 

Bermalam di Muzdalifah pada malam 9 Dzulhijjah. Waktu pelaksanaannya dikerjakan setelah wukuf di Padang Arafah.

4. Melempar Jumrah 

Melempar jumrah dengan batu ke tiang yang terletak paling dekat dengan Mekkah sebanyak 7 kali lemparan pada tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Jumrah Aqobah. Lalu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dilakukan lempar Jumrah Ula, ustha, dan Aqobah dengan masing-masing sebanyak 7 kali

5. Tawaf wada’ 

Adalah Tawaf yang dilakukan sebagai suatu penghormatan terakhir kepada Baitullah. Tawaf wada’ bisa disebutkan juga Tawaf perpisahan dikarenakan ini adalah tugas terakhir dan pertanda sudah selesai rangkaian pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

Baca Juga : 14 Larangan dalam Ibadah Haji beserta Sanksinya

Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji

Ilustrasi Ibadah Haji di Tanah Suci

Secara bahasa rukun dan wajib bermakna sama namun secara istilah dalam hal ibadah memiliki perbedaan yang signifikan. Meskipun keduanya berkaitan erat, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, baik dalam hal definisi maupun syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dari penjelasan artikel diatas, dapat disimpulkan bahwa Perbedaan antara Rukun Haji dan Wajib Haji sebagai berikut:

  1. Rukun Haji jika salah satunya tidak dikerjakan, maka ibadah haji tidak sah, sedangkan wajib haji jika salah satunya tidak dikerjakan, maka ibadah haji tetap sah.
  2. Rukun haji tidak dapat diganti dengan dam / denda, sedangkan wajib haji dapat diganti dengan dam / denda atau menyembelih hewan.
  3. Rukun haji berjumlah enam, sedangkan Wajib haji berjumlah lima.

Meskipun wajib haji tidak ada pengaruh keabsahan haji, jamaah haji yang meninggalkannya tanpa udzur syar’i akan terimbas dosa dari kelalainnya.وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

 

Kesimpulan

Dengan memahami dan melaksanakan rukun dan wajib haji dengan sungguh-sungguh, jamaah haji diharapkan dapat menyelesaikan ibadah haji mereka dengan baik dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam bagi umat Muslim yang menjalaninya.

 

Praktek Manasik Menentukan Kelancaran Ibadah Haji.

Dalam hal ini calon jamaah haji memang tidak cukup hanya paham teori ibadah haji. Penting bagi calon jamaah haji memahami tentang apa yang harus dilakukan dalam peribadatan haji. Salah satu indikatornya yang bisa membangun pemahaman bagi calon jamaah secara utuh adalah jamaah harus bisa mempraktekan secara teknis apa yang dipelajari dalam berbagai pengetahuan ibadah haji yang telah dipelajari. Maka dari itu solusi teknis yang bisa dilakukan oleh jamaah sebelum berangkat haji ialah Manasik.

Manasik merupakan simulasi bagi jamaah untuk mempraktekan apa yang telah dipelajari dalam teori ibadah haji. Dalam hal ini, pihak biro travel memberikan fasilitas berupa pelatihan manasik bagi para calon jamaah haji yang di dalamnya calon jamaah bukan sekedar diberi teori melainkan diberikan kesempatan secara teknis untuk mampu mempraktekan apa yang sudah dipelajari agar calon jamaah haji tidak kaku lagi dan luwes dalam praktekan ibadah haji sesuai dengan rukun dan wajib haji. Sehingga tidak menyusahkan diri sendiri maupun jamaah yang lain.

Almira Travel berperan dalam mengadakan Manasik Haji dan Umroh yang berkualitas.

Sejauh apa yang sudah dilakukan oleh Almira Travel. Pihak jamaah yang mendaftar kepada Almira Travel diberikan fasilitas pelatihan berupa manasik haji tidak hanya sekali melainkan bisa berulang kali, dengan tujuan calon jamaah haji dapat memahami praktek ibadah haji sebagaimana yang sudah dijelaskan pada artikel ini.

Dokumentasi Manasik Haji

Perlu Anda ketahui, calon jamaah haji tidak sekedar hanya mendapatkan fasilitas pengetahuan ibadah haji secara pasif, melainkan jamaah harus memiliki inisiatif mencari pengetahuan atau bahkan calon jamaah bisa bertanya dengan berbagai informasi perihal ibadah haji dan teknis lainnya kepada pihak biro travel haji sebagaimana Almira Travel membuka komunikasi kepada Anda yang hendak berkonsultasi atau ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ibadah haji dan umroh.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi dengan mengklik link dibawah ini :  

Semoga informasi ini bermanfaat. Mudah-mudahan keinginan Anda dan keluarga bisa menunaikan ibadah haji bisa tercapai. Aamiin.

#RukunHajidanWajibHaji #RukunHaji #WajibHaji #IbadahHaji #AlmiraTravel #IbadahSelagiBisa

Sumberi : www.jumrah.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *